Selasa, 25 Desember 2012

POHON NATAL...bagaimana sejarahnya?

MERRY CHRISTMAS everyone...
God Bless all of you.... :)

Senangnya suasana Natal,meriah dimana-mana.
Saudara dan tetangga berdatangan ke rumah, anak-anakku senangnya bukan main! Karena rumah yang berpenghuni cuma 5 orang jadi lebih ramai daripada biasanya....hehe.

Kali ini aku ingin bercerita tentang pohon cemara yang menjadi Pohon Natal atau Christmas Tree.
Setiap akan merayakan Natal, kita sekeluarga selalu sibuk menyiapkan perayaan dengan penuh sukacita. Termasuk menghias pohon Natal. Tapi, sebenarnya kalian tahu tidak, bagaimana sih sejarahnya pohon cemara itu jadi icon Natal? Kenapa bukan pohon-pohon yang lain?


Ternyata, begini ceritanya friends....

Ada seseorang yang bernama Winfrid. Dia dilahirkan sekitar tahun 680 di Devonshire, Inggris. Pada usia lima tahun, ia ingin menjadi seorang biarawan. Dua tahun kemudian ia masuk sekolah biara dekat Exeter. Pada usia empatbelas tahun, ia masuk biara di Nursling dalam wilayah Keuskupan Winchester. Dia dikenal sebagai seorang yang giat belajar dan berpengetahuan luas.

Pada waktu itu, sebagian besar penduduk Eropa utara dan tengah masih belum mendengar tentang Kabar Gembira. Winfrid memutuskan untuk menjadi seorang misionaris bagi mereka. Setelah satu perjuangan singkat, ia mohon persetujuan resmi dari Paus St. Gregorius II. Bapa Suci menugaskannya untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Jerman. Dan pada waktu itulah Winfrid mengubah namanya menjadi St.Bonifasius
Dengan rombongan pengikutnya yang setia, St. Bonifasius sedang melintasi hutan dengan menyusuri suatu jalan setapak Romawi kuno pada suatu Malam Natal. Salju menyelimuti permukaan tanah dan menghapus jejak-jejak kaki mereka. Mereka dapat melihat napas mereka dalam udara yang dingin menggigit. Mereka berjalan terus dan tiba di suatu tanah lapang di tengah hutan, dan di sana tampaklah pohon Oak Kilat Geismar yang keramat. 
“Di sini,” St. Bonifasius berseru sembari mengacungkan tongkat uskup berlambang salib di atasnya, “di sinilah pohon oak Kilat; dan di sinilah salib Kristus akan mematahkan palu sang dewa kafir Thor.”

Di depan pohon oak itu ada api unggun yang sangat besar. Percikan-percikan apinya menari-nari di udara. Warga desa mengelilingi api unggun menghadap ke pohon keramat. St. Bonifasius menyela pertemuan mereka, “Salam, wahai putera-putera hutan! Seorang asing mohon kehangatan api unggunmu di malam yang dingin.” Sementara St. Bonifasius dan para pengikutnya mendekati api unggun, mata orang-orang desa menatap orang-orang asing ini. St. Bonifasius melanjutkan, “Aku saudaramu, saudara bangsa German, berasal dari Wessex, di seberang laut. Aku datang untuk menyampaikan salam dari negeriku, dan menyampaikan pesan dari Bapa-Semua, yang aku layani.”

Hunrad atau Pendeta Dewa Thor memimpin para pengikutnya memanjatkan puji-pujian kepada Dewa Thor.Ketika suara-suara itu telah reda, Hunrad mengumumkan, “Tak satu pun dari hal-hal ini yang menyenangkan dewa. Semakin berharga persembahan yang akan menghapuskan dosa-dosa kalian, semakin berharga embun merah yang akan memberi hidup baru bagi pohon darah yang keramat ini. Thor menghendaki persembahan kalian yang paling berharga dan mulia.”       
Kemudian Hunrad menghampiri anak-anak, yang dikelompokkan tersendiri di sekeliling api unggun. Ia memilih seorang anak laki-laki yang paling elok, Asulf, putera Duke Alvold dan Thekla. Anak itu akan dikurbankan untuk pergi ke Valhalla guna menyampaikan pesan rakyat kepada Thor. Orang tua Asulf terguncang hebat. Tetapi, tak seorang pun berani berbicara.

Hunrad menggiring anak itu ke sebuah altar batu yang besar antara pohon oak dan api unggun. Ia mengenakan penutup mata pada anak itu dan menyuruhnya berlutut dan meletakkan kepalanya di atas altar batu. Orang-orang bergerak mendekat, dan St. Bonifasius menempatkan dirinya dekat sang pendeta. Hunrad kemudian mengangkat tinggi-tinggi palu dewa Thor keramat miliknya yang terbuat dari batu hitam, siap meremukkan batok kepala Asulf yang kecil dengannya. Sementara palu dihujamkan, St. Bonifasius menangkis palu itu dengan tongkat uskupnya sehingga palu terlepas dari tangan Hunrad dan patah menjadi dua saat menghantam altar batu. Suara decak kagum dan sukacita membahana di udara. Thekla lari menjemput puteranya yang telah diselamatkan dari kurban berdarah itu lalu memeluknya erat-erat.  

St. Bonifasius, dengan wajahnya bersinar, berbicara kepada orang banyak, “Dengarlah, wahai putera-putera hutan! Tidak akan ada darah mengalir malam ini. Sebab, malam ini adalah malam kelahiran Kristus, Putera Bapa Semua, Juruselamat umat manusia. Ia lebih elok dari Baldur yang Menawan, lebih agung dari Odin yang Bijaksana, lebih berbelas kasihan dari Freya yang Baik. Sebab Ia datang, kurban disudahi. Thor, si Gelap, yang kepadanya kalian berseru dengan sia-sia, sudah mati. Jauh dalam bayang-bayang Niffelheim ia telah hilang untuk selama-lamanya. Dan sekarang, pada malam Kristus ini, kalian akan memulai hidup baru. Pohon darah ini tidak akan menghantui tanah kalian lagi. Dalam nama Tuhan, aku akan memusnahkannya.” St. Bonifasius kemudian mengeluarkan kapaknya yang lebar dan mulai menebas pohon. Tiba-tiba terasa suatu hembusan angin yang dahsyat dan pohon itu tumbang dengan akar-akarnya tercabut dari tanah dan terbelah menjadi empat bagian.

Di balik pohon oak raksasa itu, berdirilah sebatang pohon cemara muda, bagaikan puncak menara gereja yang menunjuk ke surga. St. Bonifasius kembali berbicara kepada warga desa, “Pohon kecil ini, pohon muda hutan, akan menjadi pohon kudus kalian mulai malam ini. Pohon ini adalah pohon damai, sebab rumah-rumah kalian dibangun dari kayu cemara. Pohon ini adalah lambang kehidupan abadi, sebab daun-daunnya senantiasa hijau. Lihatlah, bagaimana daun-daun itu menunjuk ke langit, ke surga. Biarlah pohon ini dinamakan pohon kanak-kanak Yesus; berkumpullah di sekelilingnya, bukan di tengah hutan yang liar, melainkan dalam rumah kalian sendiri; di sana ia akan dibanjiri, bukan oleh persembahan darah yang tercurah, melainkan persembahan-persembahan cinta dan kasih.”  

Maka, mereka mengambil pohon cemara itu dan membawanya ke desa. 
Duke Alvold menempatkan pohon di tengah-tengah rumahnya yang besar. Mereka memasang lilin-lilin di dahan-dahannya, dan pohon itu tampak bagaikan dipenuhi bintang-bintang. Lalu, St. Bonifasius dan Hunrad duduk di bawah kakinya, menceritakan kisah kelahiran Yesus Kristus. Semuanya mendengarkan dengan takjub. 
Si kecil Asulf, duduk di pangkuan ibunya, berkata, “Mama, dengarlah, aku mendengar para malaikat itu bernyanyi dari balik pohon.” Sebagian orang percaya apa yang dikatakannya benar; sebagian lainnya mengatakan bahwa itulah suara nyanyian yang dimadahkan oleh para pengikut St. Bonifasius, “Kemuliaan bagi Allah di tempat Mahatinggi, dan damai di bumi; rahmat dan berkat mengalir dari surga kepada manusia mulai dari sekarang sampai selama-lamanya.”
(diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald)

Nahhhhh....itu ceritanya friends! 
Mulai sekarang, kalau sedang menghias Pohon Natal, jangan lupa mengucapkan terimakasih pada St. Bonifasius ya. Karena berkat dia, kita punya pohon yang sangat indah untuk merayakan kelahiran Sang Juru Selamat!

Selamat menikmati liburan friends...dan,
Semoga Natal tahun ini memberikan kebahagiaan dan kedamaian bagi kita semua...amen.
   

Baca ini juga friends :
http://yesaya.indocell.net/id658.htm
http://liputankita.com/artikel-liputankita/sejarah-pohon-natal-pohon-natal-hanyalah-sekedar-hiasan-liputankita.html
http://jecknyo.blogspot.com/2012/12/pohon-cemara-pohon-natal-kenapa.html

Minggu, 23 Desember 2012

ATER-ATER...Tradisi Yang Mulai Memudar

Natal kurang 2 hari lagi.
Pagi ini kami sibuk menyiapkan bingkisan kue untuk ater-ater ke tetangga dan saudara dekat.
Zaman modern seperti sekarang ini mungkin banyak yang tidak tahu tradisi ini, apalagi yang rumahnya berada di lokasi perumahan elite, karena di lokasi perumahan mewah jarang sekali, bahkan mungkin tidak ada yang melakukan tradisi ini.
Tapi bagi keluargaku, yang rumahnya di kampung, ini sudah jadi kebiasaan yang masih sulit untuk dihentikan. Saat Lebaran, tetangga dan saudara yang merayakan datang ke rumah kami mengirim makanan berupa kue atau nasi. Pada saat Natal, kami yang ganti membalas kiriman tersebut. Tapi sekarang ini sudah banyak sekali yang meninggalkan tradisi ini. Karena untuk ater-ater ini memang butuh biaya yang lumayan besar, banyak yang merasa tidak mampu lagi untuk melaksanakan tradisi ini. Kadang aku juga merasa seperti itu, tapi kami sekeluarga tinggal di rumah orangtua, dan aku merasa 'harus' tetap melaksanakan tradisi tersebut karena masih 'membawa' nama mereka, walaupun mama sudah tiada. Entah sampai kapan tradisi ini akan berlanjut, mungkin tidak ya sampai cucu-cucuku nanti....hehehe.

Menyiapkan hidangan untuk ater-ater ini pun cukup menarik perkembangannya.
Saat aku masih kecil, ater-ater masih memakai rantang atau piring, kemudian ditaruh di nampan. Aku sebagai anak satu-satunya, kebagian tugas keliling kampung dari rumah ke rumah mengirim makanan tersebut. Sampai di rumah yang dituju, oleh pemilik rumah nampan berisi makanan itu dibawa masuk untuk diganti di tempat makannya sendiri, sedangkan aku menunggu di ruang tamu. Waktu yang dibutuhkan agak lama, karena seorang anak kecil membawa nampan berisi piring atau rantang lumayan berat kan...? Jadi jalannya tidak bisa cepat. Kemudian sampai disana masih harus menunggu makanan diganti tempatnya lagi. Waduuuhhh...kalian bisa bayangkan friends? Bisa seharian ! Makanya aku dulu sempat agak malas kalau disuruh ater-ater, karena sudah terbayang betapa capeknya.... :)

Seiring berjalannya waktu...orang mulai berpikir praktis.
Ater-ater tidak lagi menggunakan nampan atau rantang, tapi menggunakan kemasan kerdus. Lebih praktis dan lebih cepat! 


 Cara menyiapkannya juga berkembang dengan berjalannya waktu. Kalau dulu orang akan memasak sendiri nasi plus lauk-pauknya, atau membuat sendiri kue-kuenya. Kemudian orang mulai berpikir lebih praktis lagi dengan memesan di depot atau catering.
Mamaku dulu sukanya ater-ater berupa nasi kotak, atau kue-kue basah yang ditaruh di dalam kerdus. Setiap tahun bergantian itu-itu saja...aku jadi bosan, karena aku ini tipe yang suka berkreasi. Tapi mau merubah kebiasaan itu tidak bisa, yaaa....karena aku harus menghargai keputusan dan keinginan mama. Setelah mama meninggal, baru aku berani mengganti menu ater-ater itu (maaf ya Ma....). Ide mama bukannya jelek, tapi aku ingin setiap tahunnya berbeda.

Aku membeli kue kering dalam kemasan kardus, aku bungkus dengan plastik kado lalu di atasnya aku beri pita. Kemudian di tahun berikutnya aku beli kue kering kemasan kaleng, kemudian aku beri pita. Dan yang tahun ini aku memberi bingkisan berupa kue chiffon, kemudian aku beri pita mungil dan cantik di atasnya. Sederhana tapi cantik kan friends...... :)


Tahun depan mau ater-ater apalagi yaaaa.....????
hahahahaha....jangan dipikir sekarang deh, bisa pusing aku!
Semoga Tuhan melimpahi keluargaku dengan rejeki yang cukup, sehingga kami bisa berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kami. Amiiiiinnnn....




Baca juga artikel terkait ini :
http://ibu.wanakalapa.com/2010/08/10/kenangan-ramadhan-weweh/
http://sosbud.kompasiana.com/2010/03/14/evolusi-menu-dalam-tradisi-ater-ater/

Sabtu, 22 Desember 2012

HARI IBU DI INDONESIA

Sejak pagi aku sibuk menyiapkan acara Natal yang kurang 3 hari lagi.
Agak siang setelah lelah berbelanja keperluan hari raya, aku duduk menonton televisi.  Berharap ada tayangan yang bisa menghiburku siang ini.
Di salah satu acara di stasiun televisi, disebutkan bahwa hari ini adalah hari spesial untuk para ibu, karena ini adalah hari ibu.
Ya Tuhan....aku benar-benar lupa!
Langsung kunyalakan laptopku, dan mengucapkan HAPPY MOTHER'S DAY buat teman-temanku di Facebook.
Aku jadi kangen mamaku sayang...tapi beliau sudah tidak ada di sisiku lagi....jadi sedih deh!
Kalau beliau masih hidup, akan kukatakan padanya betapa aku sangat mencintainya. Tapi tidak apalah, walaupun mama sudah di surga, aku tetap akan memberi selamat pada beliau...karena mamaku adalah segalanya, my mother is the best in my life!

 Ucapan hari Ibu

Tapi friends...banyak orang setiap tahunnya sibuk merayakan hari ini, tapi tidak pernah tahu sejarahnya. Alangkah baiknya kita mencoba untuk tahu ya friends... :)
Karena mungkin saja suatu saat nanti anak-anak menanyakan hal itu kepada kita. Kalau tidak tahu...kan malu ! hehehe...
 
Sebenarnya...bagaimana sih sejarah penetapan hari ibu di Indonesia ini?
Sejarah Hari Ibu awalnya dari pertemuan para pejuang wanita yang mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Kemudian, sejak kapan tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari ibu?
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Presiden Soekarno yang menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini. Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama.

Ooooo...ternyata begitu sejarahnya friends...
Pada jaman dahulu, wanita itu sering diremehkan. Karena dianggap sebagai pengurus rumah tangga saja, dan tidak boleh keluar rumah, bahkan untuk menimba ilmu. Zaman sekarang ini sudah tidak seperti itu, wanita mempunyai hak yang sama dengan kaum pria, dan itu semua berkat jasa para pahlawan wanita seperti RA.Kartini, Dewi Sartika....dll. 
Dengan ditetapkannya hari ibu ini, yang diperingati setiap tahunnya, kita punya suatu momen untuk mengungkapkan kasih sayang kita pada sosok ibu yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Tapi yang lebih penting lagi yang seringkali terlupakan...pada peringatan hari ibu, hendaknya kita juga memperingati keberhasilan para pahlawan wanita yang berjuang supaya wanita lebih dihargai martabatnya di hadapan dunia.

Nahhh...kalau sudah tahu asal-usul Hari Ibu ini, kita tidak perlu khawatir kalau sang buah hati bertanya. Karena bagi mereka, guru dan orangtua adalah panutan, sumber segala informasi yang ingin mereka ketahui. Jadi sebaiknya kita pun memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan friends...sehingga menjadi contoh yang baik bagi mereka untuk tetap rajin menuntut ilmu.


SELAMAT HARI IBU...




Baca juga disini ya :
 








 

Hasil Raport Anakku

Kemarin adalah hari yang ditunggu-tunggu.
Livia menerima raport semester 1. 
Berangkat dari rumah lumayan dag-dig-dug...karena jalan cukup ramai, sedangkan pertemuan orangtua sudah dijadwalkan pukul setengah 8. Dan ini sudah kurang dari 15 menit, tapi kami masih belum menginjakkan kaki di halaman sekolah. 
hhhhhhhhhh.....aku berusaha menghibur diri dengan bercanda bersama si kecil. Semoga tidak terlambat, pikirku...karena aku termasuk orang yang selalu on time dalam segala sesuatu.
Ingin rasanya aku teriak menyuruh mobil dan motor yang berjalan di depan kami untuk minggir semua :D

Jam menunjukkan pukul 07.25...akhirnya kami sampai juga!
Aku berjalan agak cepat meninggalkan suami dan anak-anak di belakangku.
Setelah mengisi absen orangtua murid, aku berjalan memasuki aula tempat pertemuan. Dan apa yang aku lihat friends...? Dari undangan sekitar 400 orangtua murid, yang sudah duduk manis hanya 3 orang! What...??? Apa-apaan ini....
Bagaimana mau memberi contoh yang baik pada anak, kalau orangtuanya sendiri tidak bisa disiplin?
Aduhhhh...agak jengkel juga, karena membayangkan perjuangan kami melewati jalan raya yang macet tadi! Eh...ternyata sampai sini belum ada orang...
Tampak beberapa guru bergantian masuk aula, mereka tampak resah karena tidak bisa segera memulai acara. Jam sudah menunjukkan pukul 08.10, akhirnya acara dimulai, karena para undangan sudah lumayan banyak, walaupun setelah itu masih banyak yang 'lebih' terlambat lagi datangnya.

Setelah Bapak Kepala Sekolah mulai membacakan laporan selama semester 1, beliau membacakan nama-nama siswa yang berhasil duduk di ranking 1-3 di setiap kelasnya.
Dan ternyata....nama anakku disebut! 
Livia menduduki ranking 2 di kelasnya....wah,senang...bangga...lega..campur aduk pokoknya!
Ternyata jerih payahnya belajar selama semester ini tidak sia-sia.... :)
Yang tadinya agak suntuk melihat jalan macet dan acara yang terpaksa molor...jadi hilang seketika!

Mama-papa bangga padamu sayang...semoga semester depan bisa lebih baik lagi yaaaaaa....

I LOVE U MY DAUGHTER....



Selasa, 11 Desember 2012

Makna Ulang Tahun Bagiku

Hari ini aku ulang tahun :)

Tepat jam12 teng teng malam tadi, aku berdoa dan merenung.
Kuingat-ingat...apa yang sudah aku lakukan selama satu tahun ini.
Sudahkah aku menjadi istri yang baik bagi suamiku tercinta?
Apakah aku adalah mama yang baik menurut anak-anakku tersayang?
Bagi papaku apakah aku tetap anak yang berbakti hingga saat ini?
Sudahkah aku menjadi menantu yang baik di mata mertuaku?
Teman-teman...mulai dari sekolah, kuliah, sampai kantor...apakah aku tetap teman yang baik dan menyenangkan buat mereka?

Banyak sekali pertanyaan yang menari-nari di kepalaku.
Introspeksi diri kulakukan sepenuh hati.....
Setelah beberapa saat, aku berbicara pada-Nya....
Aku BERSYUKUR....karena Tuhan masih memberiku waktu lagi. Untuk bertemu dengan orang-orang yang aku sayangi dan menyayangiku. Dan anugerah dari Tuhan ini akan kumanfaatkan baik-baik untuk memperbaiki diri, berusaha menjadi anak Tuhan yang taat dan pribadi yang baik bagi semua orang.



ULANG TAHUN.....
bertambah 1 lagi usiamu, tapi waktumu di dunia ini berkurang 1 juga.

Tapi friends......
Jangan khawatirkan hari esok, HIDUPLAH UNTUK HARI INI...dan berusahalah yang terbaik!

Mulai tengah malam, banyak sms masuk di HP ku.
Setengah jam yang lalu kulihat banyak sekali teman dan saudara yang mengucapkan selamat melalui Facebook. Akhhhh...senangnya, ternyata masih banyak yang perhatian sama aku... :)
Dan sekali lagi aku bersyukur untuk itu semua.

Ajarilah aku Tuhan, untuk menjadi lebih baik lagi.

Terimakasih atas segala berkat-Mu selama ini.......



Baca ini juga friends.... :)
http://id.wikipedia.org/wiki/Ulang_tahun
http://kartu.kapanlagi.com/ulang_tahun.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-introspeksi-diri/





Kamis, 06 Desember 2012

Caraku Memotivasi Anak TK Supaya Rajin Belajar

Sekarang ini anak TK tidak bisa full bermain saja, karena di sekolah sudah mulai diajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Aku benar-benar merasakan bagaimana sulitnya mengajak Livia untuk lebih rajin belajar! Tapi itu hanya beberapa waktu saja...untunglah dia ini punya mama yang 'sedikit' kreatif, hehe...yang selalu mencari cara untuk memberikan motivasi belajar pada anak umur 4-5 tahun. Ya mungkin tidak bisa langsung, perlu dicoba beberapa cara, baru berhasil.

Karena tuntutan kurikulum yang berat, aku menjadwalkan setiap sore Livia harus belajar, walaupun tidak ada PR atau tugas yang lain. Aku ingin membiasakan dia untuk belajar tiap hari, jangan pada saat ada tugas saja, dengan harapan ketika SD dia sudah terbiasa (puji Tuhan...sudah terlaksana sekarang).

Karena usianya masih 4-5 tahun, aku tidak bisa memberikan gaya belajar seperti anak yang lebih besar, takutnya dia akan bosan dan tidak bersemangat.
Akhirnya aku punya ide!

Yang kusiapkan untuk belajar bersama Livia :
* Karena di TK belum ada buku cetak, di rumah kusediakan beberapa buku tulis untuk belajar.
* Papan tulis kecil, whiteboard lebih baik, tapi yang biasa juga tidak masalah.

 * Papan tulis mainan twin magnetic, yang menulisnya menggunakan pena khusus dan bisa dihapus
   langsung. Terdapat tiga stempel di sampingnya, bila ditekan pada papan akan keluar gambar sesuai
   bentuk stempel.
   Maaf ya fotonya sudah tidak lengkap...stempel tinggal 1, penanya juga sudah rusak. Ini perbuatan si
   kecil Rafa yang ingin ikut belajar juga...harap maklum ya... :)


Awalnya langsung saja aku beri dia tugas untuk mengerjakan, lalu aku duduk di sebelahnya. Tapi dia malah tidak bersemangat. Akhirnya....aku ajak dia bermain sandiwara, pura-puranya aku ini gurunya dan dia datang ke sekolah sambil membawa tas. Pada saat  memberikan tugas pun aku bergaya seperti seorang guru yang memanggil muridnya, mulai dari namanya sampai nama teman-temannya kadang aku sebutkan. Pada saat itulah dia belajar (tapi dia tidak menyadarinya). Jangan lupa, kadang selipkan gaya yang lucu, supaya dia tertawa dan tidak merasa bosan. Kadang aku ajak dia bernyanyi, kusuruh dia menyanyi di depan atau bersama-sama dengan memakai gaya (persis seperti di sekolah). Bila sudah selesai belajarnya, aku bersuara seperti bel sekolah, dan Livia pun bergaya seperti seorang murid yang pamit pada gurunya untuk pulang ke rumah.

Cara lain yang pernah aku pakai, bermain kuis sambil belajar.
Kalian tahu nggak acara kuis di salah satu TV swasta, yang bernama RANKING 1 ?
Kuis ini tayang mulai jam 07.30-08.30 setiap hari Senin-Jumat. 
Aku suka sekali menonton acara ini, selain karena ingin ikut belajar, pemandu acaranya sungguh kocak, seringkali membuat aku tertawa dan menikmati acara.
Di kuis ini, peserta dibekali whiteboard kecil dan spidol untuk menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Itulah yang aku lakukan juga pada Livia!
Kebetulan dia punya papan tulis twin magnetic, hadiah dari kakeknya. Maka kami pakailah itu sebagai peralatan bermain kuis, karena papan ini lebih kecil ukurannya sehingga tidak sulit buat dia mengangkat papan seperti peserta kuis di TV. Kalau sebelumnya aku bergaya seperti ibu guru di sekolahnya, sekarang aku bergaya seperti pemandu kuis Sarah Sechan :)
Pada acara ini juga ada yang namanya babak praktikum. Kadang aku mainkan juga bersama anakku, tapi yang mudah saja tentunya. Misalnya, aku nyalakan sebuah lilin. Lalu aku beri pertanyaan, "Kalau ditiup dari sebelah kanan lilin, kira-kira lilinnya akan mati atau tetap menyala?"
Ternyata cara ini berhasil juga membuat Livia bersemangat untuk terus belajar, karena suasananya tidak membosankan.

Kalau cara yang berikutnya ini, aku terinspirasi dari arisan...hehe.
Aku gunting beberapa sedotan sepanjang kira-kira 4 cm. Kemudian kertas aku gunting kecil-kecil dengan ukuran sekitar 3x4 cm, atau dikira-kira saja yang penting bisa masuk sedotan.
Pertanyaan aku tulis dikertas, bisa soal berhitung, perintah untuk menulis di papan, bahkan aku selipkan perintah supaya dia menyanyikan sebuah lagu.
Setelah selesai kertas digulung sekecil mungkin kemudian dimasukkan di sedotan.
Kumpulan sedotan dimasukkan di sebuah wadah kecil. Livia kusuruh mengambil satu, kemudian dibaca perintah / pertanyaannya, dan langsung menjawab. Setelah selesai ambil satu lagi dan begitu seterusnya sampai habis. Tapi jumlahnya jangan terlalu banyak ya...nanti dia bisa bosan juga :)
Ini benar-benar bermain, tapi dia tetap mempunyai sesuatu yang dipelajari! 

Kalau ingin mengajari ilmu berhitung, aku biasanya mengajak bermain pasar-pasaran. Bergantian kami berdua menjadi penjual atau pembeli. Misalnya dia berjualan kue, aku datang menghampiri kiosnya dan berkata, "Buk...saya beli kue donatnya 5 dan kue lempernya 3. Jadi kue yang saya beli berapa ya Bu jumlahnya?"
Dengan begitu dia akan belajar menghitung cepat.

Ya itu beberapa pengalamanku mengajak Livia belajar. Tiap hari aku memakai cara yang berbeda, supaya dia tidak bosan. Karena kita harus menyadari juga, mereka masih sangat kecil, usianya 4-5 tahun. Dulu pada saat kita seusia itu, pekerjaan kita hanya bermain...sedangkan sekarang?
Ini memang kemajuan zaman, kita tetap harus mengikuti. Tapi jangan lupa, anak seusia itu tetap butuh bermain. Karena itu, kita harus kreatif dalam memotivasi anak TK supaya di balik acara bermainnya, dia tetap mendapatkan ilmu untuk dipelajari.

Semoga pengalamanku ini bisa menginspirasi ya friends... :)




Baca juga disini friends :
http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/23/buku-best-seller-metode-pengajaran-anak-tk/

http://majalahmerahputih.wordpress.com/2010/01/03/cara-efektif-mengajarkan-membaca-pada-anak-usia-tk/

http://www.pendidikankarakter.com/cara-jitu-menumbuhkan-semangat-belajar-pada-anak/

http://www.infobalita.net/252/tips-yang-dapat-membuat-anak-anda-rajin-belajar-dan-kesekolah.html