Kamis, 08 November 2012

10 Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Pada Anak

Anak adalah anugerah.
Anak adalah titipan Tuhan.

Kalian setuju dengan kalimat-kalimat itu kan...?
Karena itu, ada beberapa hal yang menurut aku TIDAK BOLEH dilakukan terhadap anak kita.
Karena itu akan menyebabkan terhambatnya perkembangan dan daya kreatifitas anak.
10 hal ini mungkin sering kali kita lakukan. Mungkin tanpa sadar, dan kelihatannya remeh, tapi semua itu bisa mempengaruhi mental anak.
Karena itu friends...akan aku tuliskan disini, apa saja yang harus kita perhatikan, supaya anak-anak kita tetap menjadi anak yang sehat, fisik maupun mentalnya.




Mari kita mulai....! Versi Gracia Devi.... :)

10 Hal yang tidak boleh kita lakukan pada anak kita :

1. Jangan menganggap anak sebagai pribadi yang tidak punya hak suara
    Umur mereka memang jauhhh di bawah kita, tapi bukan berarti mereka tidak boleh berpendapat.
    Hargailah mereka sebagai manusia yang punya hak suara, walaupun mungkin terkadang pendapat
    mereka masih terlalu naif. Tapi dengan memberi kesempatan bersuara, mereka merasa dihargai,
    dan itu akan membuat mereka senang. Contoh sederhana, ketika membeli baju,sepatu atau
    keperluan mereka yang lain. Tanyalah pada mereka, model atau warna seperti apa yang
    mereka inginkan. Kalau misal tidak sesuai dengan pilihan kita, berilah mereka alasan yang tepat,
    sehingga mereka tidak tersinggung dan tetap merasa dihargai dan dihormati sebagai pribadi.

2. Jangan membentak atau mencaci maki anak
    Anak yang hiperaktif kadang disimpulkan sebagai anak yang nakal. Sehingga membuat orangtua
    tanpa sadar marah dan membentaknya, bahkan di tempat umum. Atau yang sudah punya anak usia
    di atas 5 tahun, walaupun bukan anak hiper, bisa membuat orangtua senewen. Karena seusia itu
    anak mulai berusaha menunjukkan jati dirinya sebagai "anak yang sudah besar" (menurut mereka)
    tapi kadang bisa membuat kita kewalahan! Tapi se'nakal' apapun anak, jangan dibentak ya friends..
    apalagi di depan orang banyak. Karena itu bisa membuat anak malu, minder atau tidak percaya
    diri. Apalagi kalau orangtua sampai mengeluarkan kata-kata yang merendahkannya, seperti (maaf)
    bodoh, anak tidak berguna, atau caci makian. Kata-kata itu bisa diserap dan dicamkan dalam
    pikiran mereka, sehingga seumur hidup akan merasa seperti itu. Kenapa? Karena yang mengatakan
    itu adalah orangtuanya sendiri! Bahaya kan.... :(

3. Jangan memukul
    Yang ini berbahaya sekali! Jangan main fisik ya friends...kasian anaknya.
    Kalau sudah keterlaluan sekali, bolehlah kita lakukan sesekali tapi yang masih sebatas
    wajar. Seperti menjewer telinga, mencubit (tapi jangan keras-keras ya)...:)
    Yang jangan dilakukan, memukul badannya dengan alat. Aku punya sahabat cewek, yang mulai
    kelas 2 SD sering dipukuli ayahnya. Nilai ulangannya bagus-bagus, tapi suatu kali dia dapat jelek,
    karena dia kurang teliti. Sepulang sekolah, langsung dipukuli ayahnya dengan menggunakan sapu
    lidi, sampai kaki dan tangannya memar-memar. Kuharap itu tidak terjadi pada kita ya friends.
    Menghukum anak, terkadang memang perlu, tapi tidak harus dengan hukuman fisik seperti itu.
    Sahabatku tersebut bercerita, sejak dipukuli karena ulangan jelek itu, ayahnya sering sekali
    memukulinya, hanya karena masalah kecil saja. Itu menyebabkan dia jadi pendiam, selalu merasa
    tidak nyaman dan takut bila bertemu ayahnya, dan jadi pribadi yang tidak semestinya. Dia jadi
    gadis yang introvert, padahal kenyataannya dia bukan tipe seperti itu. Ini adalah kisah nyata yang
    harus kita perhatikan friends. Anak punya kepribadian sendiri, tapi perlakuan atau didikan orang
    tua yang salah, akan menyebabkan anak berkembang menjadi pribadi yang tidak seharusnya.

4. Jangan merasa sebagai orangtua selalu benar
    Usia kita lebih tua dari mereka, tapi bukan berarti kita selalu benar.
    Bila kita memang salah, kita harus mengakui itu secara gentleman, jangan malu mengakui salah
    di depan anak. Dengan melakukan itu, secara tidak langsung kita mengajari mereka untuk
    melakukan hal yang sama, berani mengakui kesalahan. Ada orangtua yang tidak mau melakukan
    itu, gengsi sama anak....katanya. Akhirnya, untuk menutupi malu, dia malah marah-marah pada
    anaknya. Wah, wah, wah....sikap seperti itu jangan dicontoh ya friends! Mengakui kesalahan
    tidak akan menurunkan martabat kita sebagai orangtua kok...malah anak akan bangga punya orang
    tua seperti itu...percaya deh!

5. Jangan memaksa anak melakukan sesuatu yang orangtua juga tidak mau melakukan
    Apa maksudnya?
    Aku beri contoh saja ya, supaya lebih jelas.
    Ada seorang anak tidak mau makan sayur, ayahnya marah besar. Sang ayah mengomel panjang
    lebar tentang manfaat sayur, bahkan saking panjang lebarnya, sampai dibahas berapa uang yang
    dikeluarkan untuk belanja lauk dan sayur itu. Tujuan ayah baik, supaya anak itu mau makan.
    Akhirnya omelan ayah berhasil, si anak mau makan sayur walaupun harus diiringi derai air mata
    karena merasa tersudut. Beberapa hari kemudian, kejadian di meja makan terjadi lagi. Si anak
    menawari ayahnya masakan sayur buatan ibunya. Ayahnya diam saja. Sang ibu mengetahui situasi
    tersebut langsung berkomentar, "Percuma kamu kasih itu ke bapak, Nak...bapakmu itu dari dulu
    nggak suka sayur!"  Nah lhoooo...apa-apaan ini...? Si anak hanya bisa bengong... :)
    Sudah mengomel panjang lebar, sampai anak sesenggukan, tapi ternyata dia sendiri tidak mau
    melakukan itu juga!
    Kalau mau anaknya melakukan sesuatu, jadilah contoh yang baik!

6. Jangan membandingkan
    Ini juga sering kita lakukan, maksudnya untuk memacu semangat anak, tapi hasilnya malah
    kadang membuat anak jadi tertekan dan semakin tidak percaya diri. "Anaknya bu A itu lho, pinter
    melukis, lha kamu nggambar kok amburadul kayak gitu!" Atau kalimat ini "Si B itu lho selalu
    juara, kamu kok bodoh sekali sih...belajar donk!"
    Kebiasaan membandingkan itu bila tidak dihentikan mulai dari sekarang, sampai anak dewasa
    akan tetap terjadi. "Si C punya jabatan tinggi di kantornya, mobilnya sekarang 2, lha kamu kapan
    bisa seperti itu?" :(
    Memberi semangat pada anak itu perlu ya friends....tapi tidak harus memakai cara seperti itu.
    Yang mungkin terjadi malah anak akan semakin ragu akan kemampuannya sendiri.
    Mungkin bisa dengan kata-kata penyemangat seperti ini, "Nak..belajar dan berlatih terus ya,
    supaya lukisanmu semakin bagus." atau "Kalau kamu ingin bisa juara kelas, harus rajin belajar ya.
    Ayo ibu temani..."
    Lebih manis kan friends...hehe.




7. Jangan jadi polisinya
    Apalagi nih...? Kelihatannya serem ya...hahaha...
    Orangtua sering kali bersikap seperti polisi. Sampai dewasa, anak memerlukan bimbingan orang
    tuanya. Karena itu, ketika berbicara dengan mereka tentang suatu hal, jangan seperti polisi yang
    sedang menginterograsi seorang penjahat...tapi bicaralah sebagai sahabat.
    Nilai ulangan jelek, jangan langsung menuduhnya macam-macam...tapi tanyalah baik-baik apa
    kesulitannya. Berkelahi dengan teman, tanyalah dengan sabar tentang duduk perkaranya. Apabila
    kita menanyai dengan cara menekan bahkan menuduhnya macam-macam, anak akan enggan
    bercerita tentang segala hal pada kita. Itu akan membuat hubungan anak dan orangtua semakin
    renggang dan tidak ada keterbukaan lagi.

8. Jangan menghalangi impian anak
    Bila anak mempunyai hobby atau impian yang ingin dikembangkan, jangan dihalangi!
    Ada seorang ibu di sekolah anakku bercerita tentang ekskul yang diikuti anak laki-lakinya.
    Ada banyak sekali jenis ekskul, tapi si anak mintanya ikut bina vokalia. Sang ibu bercerita
    bahwa si anak diomeli waktu di rumah. "Oalah Nak...lha wong cowok kok ikut nyanyi! Mbok ya
    ikut karate apa futsal gitu lhoooo..."
    Mungkin ibu ini takut, kalau ikut nyanyi, anaknya jadi kurang macho kali yaaa...:D
    Kalau saya jadi ibu itu, akan saya tanyai si anak. Apa alasannya ikut kegiatan itu, keinginan
    sendiri apa dipengaruhi temannya. Serius apa tidak, karena mulai usia dini harus kita didik supaya
    anak tidak setengah-setengah bila melakukan sesuatu. Bila dari sederet pertanyaan tadi, si anak
    memang serius memilih itu, akan aku dukung. Kita tidak tahu masa depan mereka seperti apa,
    kita hanya perlu membimbing dan mengarahkan. Jangan membatasi atau menghalangi! Biarkan
    mereka melengkapi dirinya dengan berbagai ketrampilan, berbagai talenta, yang salah satunya
    pasti akan membawa mereka pada kesuksesan hidup di kemudian hari. Jadi biarkan mereka
    ikut berbagai kegiatan yang positif, dampingilah mereka untuk menggali apa sebenarnya bakat
    mereka.

9. Jangan membalas dendam
    Kadang ada orangtua yang punya pengalaman buruk di masa kecilnya.
    Mungkin oleh orangtuanya dulu sering dipukuli, sering dimaki...atau sederet pengalaman
    buruk lainnya. Dulunya mereka tidak kuasa menentang orangtuanya, akhirnya ketika punya anak,
    dia melampiaskan 'kemarahan' masa kecilnya dengan cara melakukan hal yang sama pada
    keturunannya.
    Waduuuhhhh...bahaya ini!
    Kalau memang di antara kalian ada yang punya masa kecil suram seperti contoh di atas, ketika
    punya anak, justru yang harus dilakukan adalah....JANGAN MELAKUKAN ITU PADA ANAK
    ANDA. Supaya mereka tidak punya masa kecil yang suram juga seperti anda.
    Dan berusahalah untuk memaafkan orangtua anda...karena sebenarnya maksud mereka baik, ingin
    anaknya berhasil dan sukses seperti orang lain, tapi mungkin cara mereka kurang tepat.
    Dengan memaafkan mereka...dendam masa kecil itu akan sirna.

10.Jangan memaksa di luar kemampuan anak
     Sebagai contoh yang sering terjadi di jaman sekarang ini. Melihat acara pencarian bakat di televisi
     kadang membuat orangtua bermimpi, "Seandainya anakku bisa seperti itu. Pasti bahagia deh!"
     Itu bukan pendapat yang salah, tapi yang perlu diingat...anak kita punya minat dan bakat di
     bidang itu apa tidak. Bila tidak, ya jangan dipaksa...masih banyak kok bidang lain yang bisa
     ditekuni anak untuk jadi orang sukses. Ada lho yang saking pinginnya punya anak jadi artis, si
     anak dipaksa untuk ikut berbagai audisi. Padahal si anak tidak minat sama sekali, dan 'sebenarnya'
     orangtuanya juga sadar kalau si anak tidak berbakat pula. Tapi kenapa memaksa...? Itu semata
     karena ambisi orangtua! Anak jadi tertekan, murung, tidak happy menjalaninya, karena itu bukan
     pilihannya, kasihan kan....

Nah, friends...ini adalah 10 hal yang menurut aku harus diperhatikan, supaya kita tidak salah dalam mendidik anak. Sebenarnya masih banyak lagi ya, tapi menurut aku ini adalah yang paling sering dilakukan oleh kebanyakan orangtua. Jadi perlu diwaspadai! Karena seperti dua kalimat di atas sendiri tadi, kita diberi tanggung jawab untuk menjadi orangtua, jadi tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita.




Friends, jadilah orangtua dan sahabat yang baik untuk buah hati kita.... :)



Silahkan baca juga artikel terkait di bawah ini :
http://forum.kompas.com/perempuan/145010-5-cara-mendidik-anak-supaya-patuh.html 

http://caramendidikanak.org/ 

http://www.isdaryanto.com/10-kesalahan-mendidik-anak 

http://www.anneahira.com/cara-mendidik-anak-usia-dini.htm 

http://blogbintang.com/cara-mendidik-anak-menjadi-pintar 

http://www.tribunnews.com/2012/05/31/pak-bu-ini-lho-delapan-langkah-mendidik-anak-di-era-global 

 



   

2 komentar:

Anonim mengatakan...

makasi udah berbagi sobat,,

review blog sukses

Unknown mengatakan...

Makasi udah berkunjung...
Jangan lupa kapan2 kesini lagi yaaa..:)